Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ledakan Kasus Covid19 di Singapura Diramal Terjadi di Juli, Apa Penyebabnya?

Menteri Kesehatan, Ong Ye Kung memprediksi kasus Covid-19 akan mengalami lonjakan pesat pada bulan Juli mendatang, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia (CNA) Kamis (9/6/2022). Ong menyebutkan bahwa lonjakan tersebut karena mulai berkurangnya antibodi warga di negara itu. Kondisi ini juga didorong oleh beberapa varian baru kasus Covid-19 dari subvarian BA.4 dan BA.5 yang mulai dideteksi di negara itu.

“Karena kita semua memiliki antibodi yang sangat tinggi, karena vaksinasi yang kita lakukan … Tidak akan terjadi apa-apa sampai berbulan-bulan … (tapi) ketika antibodi kita mulai berkurang, maka Anda bisa melihat BA.4 dan (BA.5) kemungkinan muncul Juli atau Agustus. Itu perkiraan kami,” katanya.

BA.4 dan BA.5 sendiri adalah dua subvarian Omicron yang mendorong gelombang Covid-19 saat ini di Afrika Selatan (Afsel). Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Eropa telah mengklasifikasikannya sebagai “varian yang menjadi perhatian”.

Sebenarnya BA.4 dan BA.5 bukan varian yang baru ditemukan di Singapura. Keduanya telah beredar sejak pertengahan April lalu.

Penduduk Singapura diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan agar terhindar dari subvarian Covdi19 yang baru.

Dikutip dari Strait Times, 15 April, ditemukan dua kasus BA.4 dan satu kasus BA.5. Kasus-kasus tersebut pertama kali terdeteksi melalui tes reaksi berantai polimerase dan dikonfirmasi melalui sekuensing seluruh genom.

Tapi ketiganya tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan dan tak memerlukan rawat inap. Kasus telah divaksinasi lengkap dan telah menerima dosis booster.

Mengutip seorang profesor kedokteran penyakit menular dari Northwestern, setidaknya ada empat gejala umum BA.4 dan BA.5. Yakni demam, batik, kelelahan, hilang rasa atau bau.

Meski cenderung sama dengan Omicron biasa, ada juga gejala tak umum. Seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit dan nyeri, diare, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki, lalu mata merah atau iritasi

Mengutip Worldometers, hingga Rabu, Singapura memiliki 1,3 juta kasus Covid-19 terkonfirmasi dengan 1.394 kematian. Kemarin, ada 3.602 kasus baru dengan 80.606 kasus aktif.

Ong sendiri menuturkan bahwa perkiraan ini bukanlah pemodelan yang rumit. Tetapi fakta karena begitu wabah mereda, Singapura biasanya melihat gelombang lain meningkat, empat hingga enam bulan kemudian.

“Yang terpenting bukan jumlah kasusnya, tapi berapa banyak orang yang jatuh sakit parah. Saya yakin dengan ketangguhan kita, kita bisa melewati gelombang BA.4 dan BA.5,” ujarnya lagi.

Leave a comment